Kadang sempat aja, terlintas pertanyaan,
“Koq ene’ yo, wong koyo iku?!”
***
Tak
niati sih, pancen pas nulis iki. Dengan sadar
se-sadar-sadarnya. Tapi di saat yang sama, aku juga berdoa agar makhluk yang
kumaksud, nggak membaca tulisan ini. Kalopun ‘kebetulan’ membaca…
#alhamdulillah aja. *Maaf ya*
Yang aku tahu, ada 3 alasan mengapa
cowok bersikap cuek.
Yang pertama, karena dia religius, macam
ghadul bashar gitu. Salut deh, sama
cowok seperti ini. Meskipun dalam pandanganku sebagai orang awam, nggemesin
juga. Btw tentang ghadul bashar, aku ada pengalaman yang
memalukan. Hihi. Ceritanya pas di asrama dulu, aku ada rapat koordinasi
putra-putri. Kalo nggak salah itu membahas tentang album kelulusan. Nah, si
ketua putra, namanya Solihin atau yang sering kami panggil “moden”, dia bicara
sambil menunduk. Aku, si sekretaris putri yang orangnya nggak begitu agamis,
bilang dengan lantang. “Sampean ki
ngomong karo sopo, ngadep e neng ndi? Ra menghargai banget sih!” (Keluar
sungutnya)
Nah. Songong banget kan aku. Udah
sok-sok’an saat itu, bangga aja bisa marahin ketua putra. *applause*. Setelah rapat itu berakhir, ketua putri (Bundo Nafis)
dan bendaharanya (Nyenk Tri) yang salehah ganti marahin aku. “Kowe ki lho, enek uwong ghadul bashar malah
diseneni?!”
*Oh
my… baru nyadar aku yang salah. Hiks.
Yang kedua, karena karakternya asli
tipe-tipe stay cool. Tipe begini, masih
boleh lah, dikagumi. Mau suasana kayak apapun tetep cool, dengan pembawaan tenang, pikiran tetap jernih. Menyelesaikan masalah
dengan kepala dingin dan kebijaksanaan hatinya. *clessss….* Meskipun kadang
dinginnya jadi malah kulkas rosok. Kebangetan adhemnya. Haha. Kecuali kalo stay-coolnya nggaya doank. Iuuhhh… *apa
gunanya*
Yang ketiga, karena dia malu sama cewek.
Jatuhnya jadi bersikap cuek. Anggap saja, alasan ‘cuek’ itu lebih keren
daripada ketauan kalo sebenarnya ‘malu’. Untuk tipe yang ini… ya boleh lah kalo
mau dikagumi juga. Setidaknya dia udah berusaha. Iya. Ada sesuatu yang sedang
dia perjuangkan. Melawan rasa malunya, atau belajar acting yang bagus, mungkin.
***
BBM.
PM dia sering pakai bahasa inggris. Di
alam nyata pembawaannya memang sederhana, tenang. Keren kan, cool banget dia.
Dia pemuda aktif organisasi agama di daerahnya.
Religius nih. Alasan ghadul bashar,
logis lah.
Dan kembali bicara tentang PM. Yang kemarin sempat terbaca olehku bunyinya
begini kira-kira,
“Filosofi namaku ternyata bagus banget.
Menurutku.”
Pingin komentar ah. Hihihh.
Aku: Iyo, po? :-p (Coba dicandain. Responnya gimana?)
Dia: Ora… Puas (Nah, loh. Kek gitu tuh)
Aku: Ora. Biasa ae (wkwk, coba mau jawab apa. Emangnya Lu doank yg bisa gitu?!)
Dia: =’) terharu
(ada
masalah apa sih ni orang sama cewek??)
**Yogyakarta, 18 Februari 2015**
Epilog:
setiap orang memiliki pilihan hidup masing-masing. Uripmu uripmu, uripku uripku. Orang lain memang suka sekali berkomentar,
mengkritik, menggunjing. Seperti yang aku lakukan saat ini. Hehe. But most of all, understanding itu penting.
0 comments :
Post a Comment