…
Inilah nyata
Detik ini..
Yang belum sempat tertulis sudah berganti ke detik berikutnya
Begitu singkat
Tanam harapan
Tumbuh kembangkan hidup
Dalam waktu yang melaju
Akan seperti apa esok yang masih tetap misteri
Detik ini..
Yang belum sempat tertulis sudah berganti ke detik berikutnya
Begitu singkat
Tanam harapan
Tumbuh kembangkan hidup
Dalam waktu yang melaju
Akan seperti apa esok yang masih tetap misteri
...
[penggalan puisi “Sawah-sawah
Harapan” by Bambang Saswanda Harahap] http://bambang-saswanda.blogspot.com/2008/12/sawah-sawah-harapan.html
***
Aku suka banget sama apa yang diungkap oleh mas Bambang
dalam kutipan di atas. Memang siihh.. pada dasarnya aku pribadi ngga’ tau maksud
mas Bambang yang sebenarnya itu apa dalam puisi tersebut. Tapi pas baca gitu langsung
“tek!” Kena banget maknanya. Kalo mau dipikir yaa… “Ho,oh.. bener juga ya?!!”
^^
Jadi pada intinya kalo menurutku (mungkin
ini memang pendapat subyektif, tapi bener dech..) “Bukan soal kapan
waktu itu berlalu,, tapi lebih ke- bagaimana kita melalui waktu tersebut…”
yang kemudian menuntut kita untuk menghargai apa yang ada pada saat ini,
di tempat ini, serta dalam kondisi ini (at this time, in
this place, and in this condition)
dan pada langkah real action-nya “ya lakukan dong.. apa yang terbaik
untuk hidup kita…” dalam tanda petik yaitu hidup yang berkualitas. J
Trus hidup yang berkualitas itu yang
kaya’ gimana? Ehem. Boleh di-definisikan menurut pendapat masing-masing. ^^
Kalo dipandang dari sudut agama, basicly,
hidup yang berkualitas adalah yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
Allah dan Rasul-Nya. [berarti perlu belajar memahami al-Qur’an dan as-Sunnah nih...] J
Nah, jika dari segi sosial, barangkali
intinya adalah “bermanfaat.” Hayoo.. gimana lagi tuh?? Hehe,, ya bermanfaat
ajaa…
Satu :
bermanfaat untuk diri sendiri (jasmani dan ruhani)
Dua :
bermanfaat untuk orang lain )keluarga, saudara, tetangga, masyarakat, dst)
Yang
perlu diingat bahwa “Nggak harus hebat kok, untuk menjadi orang yang bermanfaat.”
Kalo kataku seperti ini:
Aku memang bukanlah “dia” atau “dia.” Aku bukan “mereka” yang mampu mengubah dunia. Aku
bukan apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Namun aku yakin bahwa orang yang
biasa-biasa saja suatu ketika akan berguna jua. Entah sekecil apa.
Setidaknya, jika belum mampu membantu maka jangan menyusahkan.. J
Maka’nya, kembali ke
awal = lakukan yang terbaik. Minjem kata dari SUNNI BGBI, “Do the best,
be the best, and for the best…” :D
OK. Kiranya sekian… bukan so’ ngerti
apalagi menggurui.. hanya ingin berbagi… Semoga bermanfaat. Mari melangkah bersama.. J
sip sip,.,.,
ReplyDeletekomen punyaq juga
hmmmm...lumayan bagus blognya...
ReplyDeleteaq mbok di ajari to mbk tika mimoza...............
ReplyDelete