Sebelum cerita tentang
pengalamanku ini, mungkin hal pertama yang perlu kamu tahu adalah bahwa aku
awalnya merasa nggak bakat berjualan. Iya, benar, meskipun ibuku adalah seorang
pedagang di rumah. (Aku pun berpikir seharusnya aku mewarisi bakat ini dari
ibu). Ya tapi aku orangnya nggak PeDe-an, apalagi kalau harus promosi-promosi
gitu.
Suatu malam ya, saat
aku masih kerja di perusahaan. Waktu itu shiftku udah berakhir, biasanya aku
langsung pulang. Tapi malam itu, aku masih duduk-duduk di teras kantor.
Kebetulan temanku, Haris, yang dulu juga satu kampus denganku ada di situ.
Ngobrol santai lah kami.
“Ris, suatu saat kalau
kamu punya istri, kamu pingin istrimu berkerja atau jadi ibu rumah tangga aja?”
tanyaku iseng, agak serius sih sebenarnya.
“Mungkin yang bekerja
ya. Gini lho, kita kan nggak tau umur kita. Siapa tahu nanti kalau aku dulu
yang meninggal, kan dia masih bisa mandiri (secara finansial).”
...Hening...
***
Ketika aku sudah
menikah dan kontrak kerjaku udah habis, aku diboyong ke tempat suami. Masih
ikut orang tuanya (yang artinya orang tuaku juga). Alhamdulillahnya,
sebulan setelah menikah itu aku diberi kepercayaan yang membahagiakan: aku
hamil. Sekaligus dilema sih. Ada lowongan pekerjaan yang tampak menggembirakan,
tapi ‘terlanjur’ hamil nih, lagian tempatnya jauh juga dari rumah. Ya udah kan,
akhirnya, aku stay di rumah aja. Suami bilang juga jaga kesehatan. Oke.
Si adek bayi udah
lahir, dan segala aktifitas jadi berlipat-lipat repotnya. Jadi nggak kepikiran
mau kerja lagi, haha. Lalu, seiring baby Afid ini makin besar, otomatis
kebutuhannya kan makin banyak. Aku berpikir tuh, “Eh, kalau beli barang yang Afid
butuhkan, atau sesuatu yang kusukai, sekiranya potensial, gimana kalau beli
beberapa sekalian gitu? Dapat harga grosir kan, bisa dijual lagi!”
Lagian punya HP Android,
punya koneksi internet. Yak, lalu aku memberanikan diri untuk memulai. Aku kulakan
beberapa barang, lalu kujual di marketplace Shopee. Lumayan lho Shopee
ini, karena punya program gratis ongkir yang nggak ribet-ribet amat, siapa sih
yang nggak mau? Terutama emak-emak nih. Haha.
Awalnya aku mencoba
lebih PeDe promosi ke teman-teman di facebook. Ya, kalimatnya asal nggak maksa
dan nggak yang promosi banget-banget, ya. Kadang kan orang nggak suka kalo
dikasih iklan terus, wkwk. Kayak aku nih, tipe orangnya kalau di add
akun facebook yang isinya ngiklan doank udah malas duluan. Apalagi nggak kenal. Hehe, nganu..., maaf
ya...
Lewat Shopee, alhamdulillah aku
mulai merangkak secara finansial. Awal banget, aku jualan buku bantal, lalu
buku Happy Little Soul yang best seller dalam sebulan udah
cetak 5x aja itu. Sekian waktu berjalan, tambah lagi jualan buku cerita bilingual Indonesia-Inggris
lima ribuan, beberapa judul buku parenting, tambah lagi clodi
Babyland partneran sama adek iparku. Ini beteweh clodinya
agak sepi, gantian buku bantal yang mulai ramai lagi. Gantian ramainya. Ini aku
jadi belajar, kalau jualan jangan satu produk aja.
Alhamdulillah, dulu yang waktu
awal itu dimodalin 300 ribu sama suami (makasih yes,
suamiiik, big
hug!), sekarang mungkin udah empat kali lipatnya. Prosesnya lumayan lama,
sih. Satu tahunan ya mungkin. Itu ketambahan kalau ada promo koin atau cashback dari
Shopee juga. Yang penting aware aja
kalo ada promo, asal nggak kalap juga, hihi. Ambil untungnya juga dikit-dikit
sih, soalnya kalau di marketplace gini
nggak bisa ambil untung banyak-banyak, sebab saingannya juga buanyaaak.
Kadang-kadang masih
promosi di facebook juga. Tapi jarang sih. Ya begitulah enaknya jualan di marketplace.
Kalau nggak pinter promosi, entah nggak bisa, nggak mau, malas aja, atau memang
nggak sempat waktunya, produk kita itu masih terpajang dengan manis. (Di aku sih karena nggak sempat. Si baby tingkahnya udah banyak. Apalagi kalau lihat aku pegang HP, langsung heboh aja dia minta disetelin Upin & Ipin atau sapi. Ini juga yang bikin aku jadi nggak bisa ambil foto atau video aktifitas dia sesering masih bayi banget dulu, ya padahal kan pingin banget buat dokumentasi. Wkwk). Kalau
orang butuh, produk kita juga tetap terlihat. Hehe, ‘nunggu bola’ sih, memang.
Tapi tetap lumayan. Terbantu banget deh dengan adanya marketplace dengan sistem online semacam ini.
Yuk, yang mau coba jualan
juga. Asal ada niat dan modal. Bismillah-in aja, kita ikhtiyar,
diniati ibadah, semoga Allah ngasih lancar rezeki kita. Dan, jangan lupa
sedekah, ya :-)
Logo Afdastory |
Ambil nama Afdastory ini dari nama anakku, A. Afid Ahda, disingkat
jadi 'Afda'. Story-nya ya dalam artian 'cerita', seiring bertumbuh kembangnya
dia, berkembang pula toko ini harapannya. :)
Afdastory di Shopee |
Makasih, Shopee!
Beteweh, ini juga aku mulai buka toko di Tokopedia sama Bukalapak. Masih baru banget. Siapa tahu, kalau belum nyangkut di sini, eh nyangkut di satunya. Syukur-syukur nyangkut semuanya, ya kan. ;-)
Afdastory di Tokopedia. Baru satu transaksi, hihi |
Afdastory di Bukalapak. Malah baru kemarin lusa bukanya, :-D |
0 comments :
Post a Comment