Home » » Awal Proses Toilet Training yang Tak Seideal Bayangan

Awal Proses Toilet Training yang Tak Seideal Bayangan


Waktu Afid mulai bisa berjalan (14 bulan), aku udah kepikiran sama perkara toilet training (TT). *Astagaaah, bisa jalan aja juga baru mulai, hihi.* Jadi, saat itu rencananya kalau Afid udah 1.5 tahun, bakalan aku mulai TTnya.
Pra-ujian (gitu aku nyebutnya) datang saat Afid hampir menyentuh 17 bulan. Sahabatku (Mamanya Nabhan) udah mulai aja tuh TT ke anaknya. Fyi, anak kami seumuran, beda berapa hari doank lah. Aku termotivasi mau ikut-ikutan juga donk. Finally apa? Terlalu grusa-grusu, kurang persiapan, endingnya gagal. Termotivasi sama iri ternyata beda tipis ya, wkwk.
Masalah awalnya itu ada pada komitmen orang tuanya dulu. Ibunya deh, yang biasanya berperan utama. Kuakui memang aku yang belum bisa komitmen saat itu. Masih malas, kurang sabar, kurang telaten. Kalo anak kan biasanya nurut, ya. Setidaknya ketika anak udah bisa diajak berkomunikasi dua arah.
Ya kemudian aku berkesimpulan, itu karena memang pada awalnya komitmenku adalah waktu Afid berusia 1.5 tahun. Jadi ketika aku ikut-ikutan mamanya Nabhan, aku melakukannya masih dengan setengah hati dan menuruti emosi doank. Itulah kenapa tadi aku sebut dengan pra-ujian. Belum ujian yang sebenarnya :’))
Lalu tibalah waktunya, Afid 18 bulan! Kali ini beneran udah komitmen. Langkah awal, untuk siang dulu. Malamnya masih berat deh. (Lagi-lagi buatku. Anaknya mah nurut, ye kan? wkwk).
Beberapa training pants Afid
Tanggal 20 Maret aku mulai TT Afid. Ada 7 training pants buat mendukung kegiatan ini. Satu merk cuddle me, 6 merk qianquhui, satunya lagi lupa merk apa. Motifnya lucu-lucu, ehe. Biar tambah semangat.
Merk cuddle me ini, anakku sih suka gambarnya. Ada adjustable waist semacam karet/kolor pinggangnya itu, jadi bisa diatur lebar-sempitnya dan tinggal disesuaikan kancingnya. Penahan pipisnya lumayan tebal. Tapi kalo kuperhatiin, Afid kurang cocok deh pakai ini, agak bulky alias ndebug. Serasa kurang nyaman juga. Jadi nganggur di lemari. Nggak tega mau pakaiin. Nggak papa, buat pengalaman.
Merk qianquhui bahannya lembut. Afid pakai yang size 80 (untuk kira-kira berat maksimal 12 kg). Penahan pipisnya tipis. Serasa celana dalam biasa deh. Ini memang nggak bisa menahan pipis bahkan untuk sekali saja, karena pasti rembes. At least pipisnya nggak grujug-grujug ke lantai sehingga nggak bikin bahaya (terpeleset kalau keinjak).
Idealnya nih, fungsi training pants kan gini. Ketika anak pipis, pipisnya masuk di bagian microfiber. Lapisan waterproof di bawahnya yang bertugas menahan biar nggak bocor. Dengan begitu, harapannya anak bakalan ngerasa basah dan nggak nyaman sehingga dia tahu, “Eh aku pipis,” sementara pipisnya itu nggak langsung mengalir membasahi lantai.
Nyatanya apa, coba? Afid tuh cuek-cuek aja kalo training pantsnya basah gegara kena pipis. Justru kalo cuma pakai celana biasa, lalu dia pipis, melihat airnya mengalir dia langsung bereaksi, “Pipis ..., pipis!” Ya memang bilangnya pas udah ngompol gitu. Belum bisa sebelumnya. Namanya juga lagi latihan. :’)
Tiga belas hari berjalan, masih ditelateni aja sih. Kadang berhasil, kadang gagal. Apalagi waktu masih belum seminggu itu badanku sempat dropp, jadi sempat aku pakaiin clodi lagi. Hadeeh, mundur selangkah lagi.
Aku tuh seneng banget kalo setiap kuajak pipis di tempatnya, Afid mau nurut. (Ada 2 kamar mandi, 1 tempat cucian, 1 pancuran air. Kadang Afid sendiri yang aku kasih pilihan mau pipis di mana). Ini kulakukan kira-kira 1.5 jam atau 2 jam sekali. Terutama ketika mau tidur dan bangun tidur. Kubilang “Pipis, Nak,” atau dengan redaksi lain yang semakna, lalu dia mau pipis beneran, gitu, duh bersyukur banget. Bahagianya seorang ibuk sederhana sekali ya, hihi.
Tapi kalau dia lagi nggak mau ya akhirnya pipis di celana latihan itu. Lumayan lah, nggak meluber kemana-mana. Meskipun dia cuek-cuek aja, bhaaaa.... Btw aku jadi bertanya-tanya sih, sebenarnya ini anak mengenali bahwa dia pipis ketika air itu keluar dari jalurnya atau ketika dia melihat air menggenang di bawahnya ya? Hmmm...
Intinya ya kalau menurutku, berdasarkan pengalamanku bersama Afid: training pants ini sebenarnya nggak begitu membantu Afid, tapi lumayan membantu ibuknya. Haha.
Pokoknya sabar, jangan malas, ditelateni, insyaAllah seiring proses, anak bakalan paham.
Next task buat yang edisi malam. Menyoal ini, aku belum ada rencana kapan. Karena aku belum siap. ((WKWK. LAGI-LAGI IBUKNYA)). Sebenarnya perkara pup juga Afid belum latihan di toilet sih. Oke, tugas masih panjang, pemirsaaahhh....

0 comments :

Post a Comment

Visitor