Udah pasti kenal donk,
sama sayuran pare. Pahit? Betul. Memang itu karakter aslinya.
Sumber gambar : http://health.liputan6.com/read/3232706/gunakan-pare-dan-3-bahan-ini-wajah-kinclong-tanpa-jerawat |
Sebenarnya aku belum
terbilang lama mendapati pare ini sebagai sayuran yang lezat untuk ditumis.
Kuingat-ingat adalah ketika kuliah di Jogja dulu, mulai 2010. Berarti belum ada
satu dekade. Ceritanya karena aku biasanya ke pasar di waktu weekend, sekalian
menyetok sayuran untuk satu minggu kemudian. Maklum ya, berhubung nggak punya
kulkas di kost, jadi belanja sayuran yang lumayan awet seperti kembang kol,
terong, pare, kacang.
Back to pare ini, apakah aku selalu berhasil membuat tumis
pare yang enak? Nggak juga. Kadang udah pas di lidah, kadang masih pahit aja.
Padahal, cara memasaknya dari proses awal juga sama. Yang dibilang kunci untuk
menghilangkan pahitnya adalah dengan meremas-remas pare yang udah diiris-irirs
dengan bubuhan beberapa sendok garam juga udah aku lakukan. Lalu aku
berpendapat, “Oh, kalo begitu ya karena tergantung jenis parenya, ya.”
Beberapa bulan setelah
menikah, aku pingin masak pare. Ceritanya ya berhubung di keluarga ini nggak
ada yang suka sama pare, aku masaknya dikit aja. Eh, waktu bapak mertuaku
mencoba ngicip, beliau berkomentar, “Enak, ya. Nggak pahit.” Wih, serasa
melayang di bulan. Wkwk.
Keesokan harinya, Emak
beli beberapa pare, karena bapak bilang mau dimasakin pare lagi: olehku. ‘Celaka’nya,
ini sekalian untuk lauk orang-orang yang bekerja di sawah bapak. Ebuset,
(((beban moral)))! Gimana kalau hasilnya pahit?
Aku mah gitu, kalau
masaknya nggak enjoy, maksudnya sepanjang proses memasak malah selalu
kepikiran enak-nggak enaknya, hasilnya malah nggak seperti yang diharapkan. Ya
pahitlah, lalu kutambah kecap buanyak, sampai-sampai rasanya kecap doank.
*menangys. Untunglah suami rada menghiburku, “Lumayan kok, Yank.” Setidaknya
itu membuatku sedikit lebih baik, meskipun aku tau tak se-lumayan itu.
Setelah kejadian itu,
aku lama tak memasak pare lagi.
Lalu akhir-akhir ini, kupikir
ada kebodohan yang berulang kali terjadi. Logikanya gimana, sih. Kalau kita
punya kenangan pahit, bukankah kita menyembuhkannya dengan sesuatu yang kayak ada
manis-manisnya gitu?! Hooo..., pinjam slogan Le Min*rale.
Jadi, kalau pare itu
pahit, kita ‘lawan’ dengan: gula! Jadi ingat kawan kostku yang bikin manisan
jambu air, jenisnya ini kecut banget kayak keringat gue. Dia tambahin
gula buanyak waktu merebus itu jambu air yang udah dipotong-potong. Hasilnya? Kecutnya
nggak berasa, lho!
Nah, inilah yang perlu
diterapkan waktu masak pare. Proses memasak udah mau finishing tapi pare
masih terasa pahit? Ya tambahin gula. Lagi dan lagi. Sampai dirasa pas kayak
pasnya aku di hatimu, Bang di lidah kita.
Resep
Tumis Pare
Tumis pare |
Bahan-bahan dan bumbu:
1 lonjor pare
Udang rebon secukupnya.
2 siung bawang putih
2 siung bawang merah
2 cabai rawit
Garam secukupnya
Gula secukupnya
Minyak untuk menumis
Kecap (opsional)
Cara memasak:
1. Potong
pare, buang bijinya, lalu iris-iris dan masukkan wadah. Taburkan garam, campurkan
dengan irisan pare, diamkan sebentar sampai agak berair
2.
Sambil
menunggu langkah satu, iris bawang putih, bawang merah, dan cabai rawit
3.
Irisan
pare tadi bisa sambil diremas-remas ya, lalu dicuci di bawah air mengalir,
tiriskan
4.
Panaskan
minyak di wajan, tumis udang rebon, sisihkan dahulu
5.
Masukkan
bumbu-bumbu iris, tambahkan gula sedikit, tunggu sampai harum
6.
Masukkan
pare, tumis dengan bumbu-bumbu sampai layu
7.
Tambahkan
garam secukupnya
8.
Masukkan
udang rebon
9.
Tambahkan
gula
10.
Tumis
sampai hampir matang, koreksi rasa. Kalau masih terasa pahit, tambahkan gula
lagi. (Aku membutuhkan kira-kira 3 sdm)
11.
Bisa
tambahkan kecap kalau suka
12.
Done,
Baby!
0 comments :
Post a Comment